oleh Catrinna Morezze pada 9 April 2012
Katakanlah wahai tuan ku yang me rajai hati ...
Dimana kah letak beda langit dan bumi, jika, saat aku dan nafas mu berdiri pada batas nyata dan mimpi
Dimana kah letak beda langit dan bumi, jika, saat aku dan nafas mu berdiri pada batas nyata dan mimpi
dimana kau letak kan hasrat mu untuk ku ber sandar dan bimbing luapan ini dalam anjuran dekapan mu?
Telah lama ku buka samak jiwa ini untuk kau sentuh, tapi hatiku masih saja ter sipu kala kau letak kan dalil dalil atas lekuk ku
bahkan saat kau benam kan aku dalam hangat nya pelukan, hingga malu ku lepas untuk ber manja mesra di nuansa mu
Wahai tuanku yang me hempas ku dalam aniaya rindu....
Bibir ini masih putih kala kau gelayuti mesra dan senandung ku mulai bungkuk kan malaikat untuk me tutup matanya
hingga desah ku kau hantar kan pada pelupuk senja dalam anjuran mu....kau budak kuasaku, wahai tuanku
Dan mimpi mimpi ku kini tak bisa ku batasi untuk me sama kan lagak dalam petuah petuah cinta mu
Tuanku...kini, dalam setiap sudut ku hanyalah nama mu yang ter hangat...dan aku layu oleh mu
Wahai tuan ku yang me halangi waktuku....
Terlalu lama tuan ku me beri kecup kecup indah dalam benak ku...hingga aku selalu ter goda untuk marah pada ke sepian ku
dan berani me lawan ke hendak Tuhan.... bahkan se kumpul an awan yang me tulis dosa ku pun telah aku lewati sesuai ke hendak tuanku, tanpa sadar untuk pinta per tolong an pada Tuhan...pada ke teguh an hati
Ku telah semi kan pelabuhan perdu untuk tuan ku ber lagak dalam kuasa
Kini, aku tak mampu me langkah tanpa mu...kau telah genggam dunia dan waktu ku
dan aku tak tahu apa yang terjadi, jika kau tak datang me sapa air mata ku.....wahai tuan jantung hati ku!
0 komentar:
Posting Komentar