oleh Catrinna Morezze pada 13 Mei 2012
Temaram sendu lekat pada jiwa
Tersesat lama
Redupkan kehendak
Tuk sekedar mengelus NaunganNya
Lepaskan penat di belakang..
Tentang cinta yang datang perlahan
Sadarkan dosa yang menumpuk tak terampuni
Paksa hati katup menipu perasaan
Bungkam keinginan hati tuk memeluk AyatNya
Bibir bergetar menahan
Kebenaran mengucap namaNya
Ego takut canda belakang riuh mengejek pias
Tersimpan tuk esok saat tiada yang mendengarnya
Bila nafas masih berpihak
Lemah jiwa coba ketuk alam renungan
Pada malam yang di anggap sempurna
Tanyakan buruk hari yang terdaki
Paksa sujudkan angkuhnya kaki
Ungkap tangis yang memecah ketenangan kaum langit
Untuk lebih mencemooh lagi tanpa iba...
Dan jawaban yang di nanti sisakan benak tuk menjawab sendiri
Emosi tak di hirau Yang Di Atas
Hadirkan nanar yang terbentur dinding kamar...
Seketika pias menjelma secerah awan biru
Bangkitkan jiwa tuk meraup jelaganya
Dia mulai menulis...
" Duh Gusti....
Bila kaum langitMu tak ingin mendengar pengakuanku.
Aku yakin bila Engkau bisa kuandalkan....Kecilku, Ibu selalu dongengkan tentang hari kiamat, dimana semuanya Kau hancurkan dengan mudah kecuali sesuatu yang tertulis namaMu...benar atau tidaknya, aku tidak tahu. Biar HariMu yang menjawabnya. Dan, malam ini akan ku tulis sajak pengakuanku di dinding kamar ini...biar dinding ini yang akan menjadi saksi akan taubatku padaMu...yang kelak dan semoga akan membantuku pada timbanganMu di hari yang di janjikan............!"
Dia terus menulis
Hingga seluruh dinding kamarnya tiada sisa...
Kini, dia melangkah lanjutkan hitam hidupnya
Dengan sebuah senyum....
The High End of Low
13.47 |
Label:
Puisi Umum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar